Rabu, 16 Juni 2010

TERSENYUMLAH...(^_^)

Senyum adalah ekspresi yang menceritakan sebuah kebahagiaan, kesenangan dan ketenangan. Sebuahanugerah yang diberikan kepada siapa saja. Tidak mengenal kelas, status sosial, ras dan warna kulit.

Bedanya barangkali terletak pada pemicu senyum bagi masing-masing individu. Bagi petani yang hidup di desa terpencil pada sebuah lereng gunung, mungkin derai dedaunan, rintik hujan atau sekedar tumbuhnya padi yang ia tebar cukup untuk menjadi pemicu sebuah senyuman.

Disamping ekspresi dari sebuah kebahagiaan, senyum juga merupakan simbol dari rasa syukur. Dimana kata syukur dalam bahasa yang lebih kita fahami adalah "pengakuan dari sebuah kenikmatan". Senyum adalah wujud minimal dari pengakuan itu. Dari senyum maka lahirlah kalimat " alhamdulillah".

Dari senyum maka lahirlah rasa berbagi dan lain sebagainya.
Jika demikian, maka sebenarnya kita memiliki stok senyum yang tidak terbatas. Karena kita dilingkupi nikmat yang tidak terbatas. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, semuanya penuh dengan kenikmatan.
Bahkan kesedihan sekalipun.

Karenanya pernah ada sebuah cerita tentang seorang teman yang sudah ia anggap adik menangis, ia tersenyum dan ia katakan sama teman nya. "Teruskanlah menangis, tapi kalau sudah selesai menangisnya,.. tersenyum ya".

Spontan saja teman nya tersenyum meski masih diiringi isakan, lalu protes,"aku masih sedih kok disuruh tersenyum tow bang". Spontan iakatakan, " Ya harus senyum,...coba kalau kamu tidak bisa sedih, tidak bisa menangis,... karenanya tersenyumlah karena kamu masih dikaruniai nikmat sedih dan nikmat menangis".

Kita mungkin tidak akan bisa melihat indahnya pelangi jika tanpa hujan dan indahnya matahari, tersenyumlah.

Jika kita mampu menangkap segala kenikmatan yang kita rasakan, kenikmatan setiap udara yang kita hirup, setiap tatapan mata kita, setiap pendengaran kita, setiap denyut nadi dan detak jantung kita, setiap tapak kaki yang kita ayunkan, setiap gerakan dari anggota badan kita. Maka hidup kita akan penuh dengan senyum. Lalu kita akan melihat betapa banyak kenikmatan yang kita rasakan. Bahkan kenikmatan itu terasa bertambah dan bertambah setiap kita mengurai sebuah senyuman.

Bahkan ketika masalah terus saja mendera kita, cobalah untuk tetap tersenyum dan bersyukur tetaplah berfikir positif bahwa ALLAH sangat sayang dengan kita, Dia disana sedang memperhatikan kita dengan seksama. Insya ALLAH masalah yang kita hadapi akan terasa lebih ringan dan bahkan akan menemukan banyak sekali jalan keluar. Tetaplah bersyukur (^_^)

Inilah sebenarnya yang telah digariskan Allah dalam al-Qur'an: "Jika kalian semua bersyukur maka akan kami tambah, namun jika kalian mengingkari segala nikmat yang telah kami berikan, maka sesungguhnya azabku sangatlah pedih" ( QS. Ibrahim: 7 )

Maka Tersenyumlaah (^_^)

Kamis, 20 Mei 2010

NOBODY'S PERFECT !

Ini kisah pertemuan kembali dua sahabat yang sudah puluhan tahun berpisah. Mereka merindukan satu sama lain. Mereka bercerita, bersenda sambil minum kopi di sebuah café'. Awalnya topik yang dibicarakan adalah soal-soal nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut kehidupan mereka sekarang ini.

"Mengapa sampai sekarang kau belum menikah?" Ujar Latif kepada temannya Borhan yang sampai sekarang masih membujang.

"Hmmm...sebenarnya sampai sekarang ini aku masih belum bertemu dengan seorang wanita yang sempurna. Itulah sebabnya aku masih membujang. Dulu waktu aku bekerja aku berjumpa dengan seorang wanita yang cantik dan bijak. Aku fikir itulah wanita yang ideal untuk aku dan sesuai dijadikan isteri."

"Namun tidak lama selepas mengenalinya..ketika hubungan semakin dekat baru aku tahu dia sebenarnya amat sombong. Hubungan kami putus sampai di situ"

“Setelah itu aku bertemu seorang perempaun yang cantik jelita, ramah dan dermawan. Pada pertemuan pertama aku begitu takjub. Jantungku berdenyut kencang dan ketika itu aku pun berfikir bahwa inilah wanita idealku. Namun selepas mengenalinya dengan lebih dekat baru aku tahu banyak tingkahlakunya yang tak baik dan tidak bertanggung jawab.”

”Kemudian, aku bertemu dengan seorang wanita yang manis, baik, periang dan pintar. Dia sangat menyenangkan bila diajak berbicara. Selalu menyambung pembicaraan kami dan penuh humor. Tapi terakhir aku ketahui ia dari keluarga yang berpecah belah dan selalu meminta di luar kemampuan. Akhirnya kami berpisah."

"Aku terus mencari, namun sering mendapati ada kekurangan dan kelemahan pada setiap wanita yang aku temui. Hingga pada suatu hari, aku bertemu dengan wanita ideal yang aku dambakan selama ini. Dia begitu cantik, pintar, baik hati , dermawan dan penuh humor. Dia juga sangat perhatian dan menyayangi orang lain. Aku fikir inilah pendamping hidup yang dikurniakan oleh Tuhan untuk aku..."

"Kemudian bagaimana?" kata Latif tidak sabar melihat Borhan diam seketika.

" Apa yang terjadi? Bagaimana hubungan kau dengan dia sekarang?" tanya Latif lagi sewaktu mendapati Borhan terus diam.

Kemudian....Borhan bersuara perlahan,"Sebenarnya beberapa hari lalu baru aku mengetahui bahawa wanita itu juga sedang mencari seorang lelaki yang sempurna..."


Faham dengan apa yg tersirat di atas?

No body's Perfect!
Jangn menyia-siakan siapapun yang ada di hadapan kita.
Belum tentu kita akan mendapat lebih baik daripada apa yang kita ada sekarang.

Kalau kita mau mencari kesempurnaan,
cermin dahulu diri, apakah sudah sempurna di mata orang lain.

Wahai Lelaki, luruskan wanita dengan jalan yang ditunjukkan Allah.
Didiklah mereka dengan panduan daripada-Nya.

Jangan coba jinakkan mereka dengan harta,
karena nanti mereka semakin liar.

Jangan menghibur mereka dengan kecantikan,
karena nantinya mereka yang semakin menderita.

Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal…
karena di situlah puncak kekuatan dunia.

Akal wanita setipis rambutnya,
tebalkan ia dengan ilmu.

Hatinya serapuh kaca,
kuatkanlah dengan iman.

Wanita tanpa iman, ilmu dan akhlak
mereka tidak akan lurus bahkan membengkok.

Bila wanita durhaka,
dunia lelaki akan huru-hara.

Lelaki pula janganlah terlalu mengharapkan ketaatan…
tetapi binalah kepimpinan.

Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Ilahi,
pimpinlah diri sendiri kepada-Nya.

Jinakkan diri kepada Allah,
niscaya jinaklah segala di bawah pimpinanmu.

Jangan mengharapkan isteri semulia Fatimah Az-Zahra,
seandainya peribadi tidak sehebat Sayidina Ali Karamallahu Wajhah.....
Begitu jugalah sebaliknya...

5 MENIT BERSAMA BIDADARIKU. . . . . . .

Mau nikah ? ntar dulu, siapa calonnya ? cantik gak ? gantengnya seperti siapa ? udah kerja belum ? anaknya orang kaya ya ? tinggi badannya setara gak ? bodinya gimana ? umurnya sudah tua ya ? sudah sarjana ?

Sahabat pertanyaan-pertanyaan yang sangat fisikal dan duniawi sekali ini sering menghantui para gadis dan pemuda masuk ke jenjang pernikahan yang sangat dianjurkan untuk disegerakan pelaksanaannya ketika nafsu sudah bergolak tak terkendali.

Mereka lebih senang melampiaskan nafsunya dengan permainan-permainan yang dibuat oleh Setan yang sekilas begitu indahnya namun akan berujung kepada kehinaan dan kesengsaraan yang berlarut-larut dalam hidupnya. Dan jadilah ia Pengikut Setan yang sebenar-benarnya, na’udzubillahi min dzalik

Jarang sekali para gadis atau pemuda atau bahkan orang tua yang mempertanyakan kepada calon pasangan, bagaimana baca Qur’annya ? Sholat 5 waktunya tepat waktu ? suka Sholat lail ? suka Puasa Sunnah ? Akhlahnya bagaimana ? Belajar Agamanya dimana ?

Cobalah kita fikir dan renungkan firman Allah berikut ini :

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KURNIA-NYA. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (An-Nuur 24:32-33)

Ingat Sahabat, Nikah dan menikahkan bukan urusan personal belaka tetapi merupakan kewajiban sosial, ketika kita melihat anak kita, saudara kita, orang-orang disekitar kita sudah waktunya menikah tetapi masih ragu bahkan takut menikah atau kesulitan mencari jodohnya, maka kewajiban kita membantu memudahkannya sesuai kemampuan kita.

Namanya Aini. begitu saya biasa memanggilnya. Salah satu "adik" terbaik yang pernah saya miliki, yang pernah saya temui dan alhamdulillah Allah pertemukan saya dengannya.

Seharusnya 20 Nopember nanti genap ia menginjak usia 37 tahun. Beberapa tahun bersamanya, banyak contoh yang bisa saya ambil darinya. Kedewasaan sikap, keshabaran, keistiqomahan, dan pengabdian yang luar biasa dalam meretas jalan dakwah . Seorang Penggerak dakwah yang tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa dan memiliki prasangka baik yang teramat tinggi kepada Allah. Dan dia adalah salah satu amanah saya terberat, ketika memang harusnya ia sudah memasuki sebuah jenjang pernikahan.

Ketika beberapa gadis lain yang lebih muda usianya melenggang dengan mudahnya menuju jenjang pernikahan, maka Aini ,Allah taqdirkan harus terus meretas kesabaran. Beberapa kali saya berikhtiar membantunya menemukan pemuda shalih, tetapi ketika sudah memulai setengah perjalanan proses..Allah pun berkehendak lain. Namun begitu, tidak pernah ada protes yang keluar dari lisannya, tidak juga ada keluh kesah, atau bahkan mempertanyakan kenapa sang pemuda begitu " lemahnya " hingga tidak mampu menerjang berbagai penghalang ? Atau ketika masalah fisik, suku, serta terlebih usia yang selalu menjadi kendala utama seorang pemuda mengundurkan diri , Aini pun tidak pernah mempertanyakan atau memprotes " kenapa pemuda sekarang seperti ini ?

Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut muka ataupun tutur katanya. Kepasrahan dan keyakinan terhadap kehendak Allah begitu indah terlukis dalam dirinya.

Hingga, akhirnya seorang pemuda shalih yang dengan kebaikan akhlak serta ilmunya, datang dan berkenan untuk menjadikannya seorang pendamping. Tidak ada luapan euphoria kebahagiaan yang ia tampakkan selain ucapan singkat yang penuh makna "Alhamdulillah..jazakillah saya sudah membantu...mohon doa agar diridhai Allah "

Alhamdulillah , Allah mudahkan proses ta’arauf serta khitbah mereka, tanpa ada kendala apapun seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Padahal pemuda shalih yang Allah pilihkan tersebut berusia 8 tahun lebih muda dari usianya.

Berkomitmen pada sunnah Rasulullah untuk menyegerakan sebuah pernikahan, maka rencana akad pun direncanakan 1 bulan kemudian, bertepatan dengan selesainya adik sang pemuda menyelesaikan studi di negeri Mesir.

Namun , Allah lah Maha Sebaik-baik Pembuat keputusan..

2 minggu menjelang hari pernikahan, sebuah kabar duka pun datang. Usai Aini mengisi sebuah kajian , motor yang dikendarainya terserempet sebuah mobil, dan menabrak kontainer didepannya. Aini shalihah pun harus meregang nyawa di ruang ICU. 2 hari setelah peristiwa itu, Rumah sakit yang menanganinya pun menyatakan menyerah. Tidak sanggup berbuat banyak karena kondisinya yang begitu parah.

Hanya iringan dzikir disela-sela isak tangis kami yang berada disana. Semua keluarga Aini juga sang pemuda pun sudah berkumpul. Mencoba menata hati bersama untuk pasrah dan bersiap menerima apapun ketentuanNya. Kami hanya terus berdoa agar Allah berikan yang terbaik dan terindah untuknya. Hingga sesaat, Allah mengijinkan Aini tersadar dan menggerakkan jemarinya. Ya Rabb...sebait harapan pun kembali kami rajut agar Allah berkenan memberikan kesembuhan, walau harapan itu terus menipis seiring kondisinya yang semakin melemah. Hingga kemudian sang pemuda pun mengajukan sebuah permintaan kepada keluarga Aini.

" Ijinkan saya untuk membantunya menggenapkan setengah Agamanya ini. Jika Allah berkehendak memanggilnya, maka ia datang menghadap Allah dalam keadaan sudah melaksanakan sunnah Rasulullah..."

Permintaan yang membuat kami semua tertegun. Yakinkah dia dengan keputusannya ?

Dalam kedaaan demikian , akhirnya 2 keluarga besar itupun sepakat memenuhi permintaan sang pemuda.

Sang bunda pun membisikkan rencana tersebut di telinga Aini. Dan baru kali itulah saya melihat aliran airmata mengalir dari sepasang mata jernihnya.

Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang penghulu,orangtua dari 2 pihak, serta beberapa sahabat dan dokter serta perawat...pernikahan yang penuh tangis duka itupun dilaksanakan. Tidak seperti pernikahan lazimnya yang diiringi tangis kebahagiaan, maka pernikahan tersebut penuh dengan rasa yang sangat sulit terlukiskan. Khidmat, sepi namun penuh isakan tangis kesedihan.

Tepat setelah ijab kabul terucap...sang pemuda pun mencium kening Aini serta membacakan doa diatas kain perban putih yang sudah berganti warna menjadi merah penuh darah yang menutupi hampir seluruh kepala Aini. Lirih, kami pun masih mendengar Aini berucap, " Tolong Ikhlaskan saya....."

Hanya 5 menit. Ya..hanya 5 menit setelah ijab kabul itu. Tangisanpun memecah ruangan yang tadinya senyap menahan sesak dan airmata. Akhirnya Allah menjemputnya dalam keadaan tenang dan senyum indah.

Sang Pemuda telah menjemput seorang bidadari... sebuah karunia indah dan janji yang telah Allah berikan padanya...

Dan sang pemuda pun melepas dengan penuh sukacita dengan iringan tetes airmata yang tidak kuasa ditahannya...

" ..SAYA TELAH MENIKAHI SEORANG BIDADARI.. NIKMAT MANA LAGI YANG HARUS SAYA DUSTAKAN..."

Begitulah sang pemuda shalih mengutip ayat Ar RahmanNya...

Ya Rabb..Engkau sebaik-baik pembuat skenario kehidupan hambaMu..Maka jadikanlah kami senantiasa dapat memngambil hikmah dari setiap episode kehidupan yang Engkau berikan...

Selamat jalan adikku sayang ...engkau memang bidadari surga yang Allah tidak berkenan seorang pemuda pun didunia ini yang bisa mendampingi kehidupanmu kecuali para pemuda shalih yang berkhidmat di jalan dakwah dengan ikhlas, tawadhu dan siap berjihad dijalanNya dan kelak menutup mata sebagai seorang syuhada...."

Selamat jalan Aini..semoga Allah memberimu tempat terindah di surgaNya....Semoga Allah kumpulkan kita kelak didalam surgaNya...amiin)

Wasiat Rasulullah Saw. kepada calon istri dan keluarganya:
“Apabila datang kepada kalian seorang peminang yang kalian senangi agamanya dan akhlaknya maka cepat-cepatlah dikawinkan. Kalau kalian tidak melakukannya maka akan timbul fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.”

"Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang mempunyai agama, niscaya kamu beruntung." [HR. Bukhari dan Muslim].

"Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya engkau merugi." [HR. Bukhari dan Muslim].

“Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau melihatnya, dia menggembirakan. Apabila engkau perintah dia mentaatimu, dan ia senantiasa memelihara dirinya dan hartamu di belakangmu.” [HR. at-Tabroni dari Abdullah bin Salam].

“Hendaknya tiap-tiap orang berusaha memiliki hati yang bersyukur dan lidah yang berdzikir dan memiliki istri yang membantu dan mendorong dalam masalah akhirat.” [Ar-Rokhawi dari hadits Abu Hurayrah].

"Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita sholehah." [HR. Muslim].

TERNYATA SALAH SATU KUNCI SUKSES ADALAH PUNYA ISTRI SHALIHAH.

Sahabat, tidak ada satu manusiapun yang sempurna fisik dan akhlaqnya di dunia ini, dan tidak ada satu manusiapun yang bisa berbuat sesuai dengan kehendak kita, pasti ada perbedaan, pasti ada akan perselisihan, pasti akan ada pertengkaran, semua itu adalah proses ujian untuk kita semua, sebagai tolok ukur sejauhmana keimanan dan kesabaran kita, OK YUK KITA SEGERA MENIKAH dan MENIKAHKAN, hilangkan segala kekhawatiran karena Allahlah yang menjaminnya.

Kamis, 18 Maret 2010

Menjadi Pecinta Akhirat (2)

Pada suatu hari Hasan dan Husen sakit keras. Fatimah binti Rasululloh SAW dan Ali bin Abi Thalib bernadzar kepada Allah, jika kedua putranya sembuh, mereka akan berpuasa selama tiga hari. Tanpa diduga Hasan dan Husen mengatakan bahwa mereka juga akan ikut berpuasa.

Allah berkenan memulihkan kesehatan Hasan dan Husen, dan keluarga Ali melaksanakan Nadzarnya walaupun mereka tidak mempunyai makanan sedikitpun untuk bekal berbuka puasa.

Pada saat itu Ali menemui orang Yahudi kenalannya bernama Sya’mun ia menawarkan diri untuk memintal bulu domba dengan imbalan tiga takar gandum. Pekerjaan memintal bulu domba itu dikerjakan Fatimah.

Pada hari pertama, Fatimah RA menyelesaikan sepertiga pekerjaannya dan mengambil setakar gandum sebagai upahnya. Tibalah waktu untuk berbuka puasa, mereka berkumpul untuk menikmati roti yang masih hangat.

Ketika mereka akan menikmati roti tersebut, tiba-tiba datanglah seorang pengemis meminta makanan. Ia berkata ,”Wahai keluarga Nabi, maukah kalian bersedekah kepada hamba, seorang fakir miskin yang sudah tidak makan beberapa hari lamanya?”. Dengan perasaan iba mereka memberikan roti itu kepada pengemis tadi dan mereka berbuka puasa bersama hanya dengan minum air tawar saja.

Keesokan harinya, mereka meneruskan nadzarnya. Pada waktu berbuka puasa, tiba-tiba terdengar orang memanggil mereka, “Wahai keluarga Rasulullah, aku seorang anak yatim, tidak ada sekerat makananpun dirumahku. Tolonglah aku, aku sangat lapar.” Ketika pintu dibuka, tampaklah seorang anak kecil yang kurus kering dengan badan gemetar. Melihat keadaan itu lalu merekapun memberikan roti yang siap mereka makan itu dan kembali mereka berbuka puasa hanya dengan air tawar.

Pada hari ketiga Fatimah menyelesaikan perkerjaannya yang tinggal sepertiga , setelah usai memintal ia pun mengambil gandum yang tinggal setakar lagi. Gandumpun diolah menjadi beberapa potong roti untuk berbuka puasa. Waktu berbuka puasa tiba, baru saja tangan mereka akan mnyentuh roti terdengar suara memanggil, “ Wahai keluarga Rasulullah, aku adalah seorang tawanan yang baru dilepas kaum kafir. Selama ditawan aku tidak diberi makanan sedikitpun, tolonglah aku.” Suara tersebut berasal dari seorang lelaki tua yang kurus kering. Ia berdiri di depan pintu.

” Wahau istriku Fatimah, tanpa ada orang yang menunjukkan ia datang kemari, ia mengeluh karena kelaparan dan kelihatan sengsara sekali. Barang siapa memberi orang yang sedang membutuhkan, ia akan memperoleh balasannya di akhirat kelak.” Kata Ali kepada istrinya. Fatimah menjawab, “Kita sudah tidak mempunyai gandum lagi, kedua anak kitapun sudah tampak kelaparan. Ya Allah, berilah mereka kekuatan. Wahai suamiku, tolonglah tawanan itu, ia lebih menderita daripada kita.” Akhirnya roti itupun diberikan kepada tawanan tadi.

Keesokan harinya mereka tidak berpuasa lagi, namun badan mereka sangat lemah. Fatimah dan Hasan & Husen pergi kerumah Rasulullah SAW, untuk meminta makanan. Beliau sangat sedih melihat keadaan mereka, lalu memeluknya sambil berurai air mata.

Pada saat itu turunlah ayat Al-Quran sebagai berikut :

“Mereka menunaikan nadzarnya dan takut kepada suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Mereka berkata” Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, bukan karena mengharap balasan dan ucapan terima kasih darimu,”. Dan Allah memberi balasan kepada mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra karena kesabaran mereka (Q.S Al-Ihsan:7-9 dan 12)

Menjadi Pecinta Akhirat (1)

Sore itu pak Budiman ( bukan nama sebenarnya ) menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai mereka membayar semua barang belanjaan. Tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan. Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya.

Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, “Beri kami sedekah, Bu!”
Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas
berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala ia tahu jumlahnya dan ternyata itu tidak mencukup kebutuhannya, ia kemudian menguncupkan jari-jarinya dan ia arahkan kearah mulutnya, kemudian ia memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke arah mulutnya.
Seolah ia berkata dengan bahasa isyarat, “Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan.
” Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, “Tidak… tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!”

Ironisnya meski ia tidak menambahkan sedekahnya malah istri dan putrinya Budiman menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan.

Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang adalah tanggal dimana ia menerima gajian dari perusahaannya, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekeningnya. Ia sudah berada di depan ATM. Ia masukkan kartu ke dalam mesin tersebut. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncullah beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening. Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya.

Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Kemudian uang itu ia lipat menjadi kecil dan ia berniat untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah. Budiman memberikan uang itu. Lalu saat sang wanita melihat nilai uang yang ia terima betapa girangnya dia.

Ia berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan:
“Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah… Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga.Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga…!” Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja.
Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu.

Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya,
“Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga….!” Deggg…!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan.

Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana. Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman.

Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu.
“Ada apa Pak?” Istrinya bertanya. Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: “Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!”
Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman menyatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis itu.

Namun Budiman melanjutkan kalimatnya: “Bu…, aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat mereka menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!
Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah. Bu…, aku malu kepada Allah!

Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah.”

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang suka lalai atas segala nikmat-Mu!

Sahabat, mangapa kita masih kadang sering menggenggamkan tangan ketika di sekitar kita semakin banyak yang membutuhkan uluran tangan kita ? salah satu sebabnya adalah kita masih belum serius meghadapi kehidupan Akhirat dengan segala bentuk kenikmatannya dan segala derita yang sangat mengerikan dengan batas waktu yang tak terbayangkan lamanya dan kekalan didalamnya.

Kita kadang lebih banyak tenggelam dan ingin sekali terlibat dalam glamornya kehidupan duniawi dan sering lupa akan datangnya kehidupan Akhirat. Visi kita sering terhenti kepada suksesnya mencapai sejumlah capital dan Passive Income lupa akan Visi Kebahagiaan di Akhirat.

Coba kita bandingkan antara kehidupan Keluarga Pak Budiman dengan Keluarga Rasulullah SAW yaitu Ali Bin Abi Thalib (seorang menantu Kepala Negara ) dalam menyikapi Harta dan Kekayaan yang ada di tangan mereka dalam kisah selanjutnya, ( ingat Ali Bin Abi Thalib adalah manusia biasa seperti kita, maka membandingkan adalah hal yang wajar karena ajaran kitab suci kita juga sama yaitu Al-Qur’an, dengan Al-Qur’an seorang yang Buta Huruf seperti Muhammad SAW lahir menjadi Pemimpin dan Teladan bagi semua Ummat, seorang Preman seperti Umar bin Khothob Kepala Negara yang amat bijak dsb, tinggal bagaimana kita seberapa intensifkah kita belajar Al-Qur’an ?, ada waktu khusus, atau sisa waktu saja untuk Al-Qur’an atau disetiap ada kesempatan saja atau diseluruh aktifitas senantiasa kita sinergikan dengan Al-Qur’an ? )

..........Lanjut ke MENJADI PECINTA AKHIRAT (2)

Selasa, 16 Februari 2010

Keagungan Muhammad SAW (3)

Kasih Sayang Rosululloh SAW dalam Keluarga...

Ibnu Umar pernah datang kepada Aisyah RA dan berkata, “Izinkan kami di sini sejenak dan ceritakanlah kepada kami perkara paling mempesona dari semua yang pernah engkau saksikan pada diri Nabi.”

‘Aisyah menarik nafas panjang. Kemudian dengan terisak menahan tangis, ia
berkata dengan suara lirih, “Kaana kullu amrihi ‘ajaba. Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku.”

Kalau ‘Aisyah istri Rosulullah berkata, “ Ah, semua perilaku suamiku menakjubkan bagiku.”. Kira-kira apakah yang akan diucapkan oleh istri
kita jika kita sebagai suaminya ditakdirkan meninggal lebih dulu. Kita juga tidak tahu apakah yang akan diucapkan oleh anak-anak kita tentang orangtuanya.

Semuanya terpulang kepada kita. Apakah kita mau mencoba untuk menjadi bapak dan suami yang lebih menyejukkan hati –meski harus gagal berkali-kali—ataukah kita merasa telah cukup mulia dengan perhatian kita yang tak seberapa.

Banyak para bapak enggan mengusapkan tangan ke pipi anaknya yang sedang meneteskan airmata. Mereka juga tidak pernah menyempatkan diri, meski cuma sekali, untuk membaringkan tubuh anaknya yang letih hanya karena mereka merasa telah banyak berjasa dengan mencari uang yang tak seberapa.

Mereka ingin dihormati oleh anak-anaknya, tetapi dengan menciptakan jarak sehingga anak tak pernah sanggup mencurahkan isi hatinya kepada bapaknya sendiri. Mereka ingin menjadi bapak yang disegani, tetapi dengan cara membangkitkan ketakutan. Padahal Rasulullah Saw. sering mencium putrinya, Fathimatuz Zahra. Bahkan ketika putrinya telah beranjak dewasa.

Berikut ini teladan dari Junjungan Kita SAW :

Aisyah r.a.: Ada seorang Arab dusun datang kepada Nabi Saw. sambil berkata, “Engkau mencium anak-anak, sedangkan kami tidak pernah mencium mereka.” Nabi Saw. menjawab, “Apa dayaku apabila Tuhan telah mencabut kasih-sayang dari hatimu.” (HR. Bukhari).

Nabi Saw. mencontohkan bagaimana menyayangi anak. Pernah Rasulullah Saw. menggendong cucunya, Umamah binti Abi Al-Ash, ketika sedang shalat. Jika rukuk, Umamah diletakkan dan ketika bangun dari rukuk, maka Umamah diangkat kembali.

Pernah juga Rasulullah Saw. bermain kuda-kudaan dengan cucunya yang lain,Hasan dan Husain. Ketika Rasulullah Saw. sedang merangkak di atas tanah,sementara kedua cucunya berada di punggungnya, Umar datang lalu berkata,“Hai Anak, alangkah indah tungganganmu.” Rasulullah Saw. menjawab,“Alangkah indahnya para penunggangnya!”

Tak jarang Rasulullah Saw. menghadapi anak-anak dengan sikap melucu. Bila mendatangi anak-anak kecil, Rasulullah Saw. jongkok di hadapan mereka, memberi pengertian kepada mereka, juga mendo’akan mereka. Begitu hadis riwayat Ath-Thusi menceritakan.

Sementara Usamah bin Zaid memberi kesaksian, “(Sewaktu aku masih kecil ) Rasulullah Saw. pernah mengambil aku untuk didudukkan pada pahanya, sedangkan Hasan didudukkan pada paha beliau yang satunya, kemudian kami berdua didekapnya, seraya berdo’a, “Ya Allah,kasihanilah keduanya, karena aku telah mengasihi keduanya.” (HR. Bukhari).

Abu Hurairah ra pernah menceritakan: “Rasulullah saw pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali ra. Iapun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau dengan riang gembira.

Pernah Beliau sholat sambil menggendong Umamah putri Zaenab binti Rasulullah saw dari suaminya yang bernama Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’. Pada saat berdiri, beliau menggendongnya dan ketika sujud, beliau meletakkannya. (Muttafaq ‘alaih)

Kisah tentang Rasulullah Saw. bersama anak adalah kisah tentang
kasih-sayang. Ia memendekkan shalatnya ketika mendengar tangis anak. Karena anak pula, Rasulullah Saw. pernah bersujud sangat lama. Begitu lamanya Rasulullah Saw. bersujud sampai-sampai para sahabat mengira Rasulullah Saw. sedang menerima wahyu dari Allah ‘Azza wa Jalla. Padahal yang terjadi sesungguhnya adalah, ada cucu yang menaiki punggungnya.

Tentang mencintai anak, Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Cintailah
anak-anak dan sayangilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka, tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki.” (HR. Ath-Thahawi).

Air mata Nabi Muhammad saw menetes disebabkan kematian putra beliau bernama Ibrahim, Abdurrahman bin ‘Auf ra bertanya kepada beliau: “Apakah Anda juga menangis wahai Rasulullah?” Rasulullah saw menjawab: “Wahai Ibnu ‘Auf, ini adalah ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan air mata. Sesungguhnya air mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami tidak mengucapkan kecuali yang diridhai Allah Ta’ala. Sungguh, kami sangat berduka cita berpisah denganmu wahai Ibrahim.” (HR. Bukhari)

Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun Nabi Muhammad saw tidaklah marah, memukul, membentak, dan menghardik mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang dalam menghadapi mereka.

Hari ini, ketika kita mengaku sebagai ummat Muhammad, apakah yang sudah kita lakukan pada anak-anak kita? Apakah kita telah mengusap kepala anak-anak kita sebagaimana Rasulullah Saw. melakukan? Apakah kita juga telah mengecup kening anak-anak kita yang sangat rindu kasih-sayang bapaknya?

Ataukah kita seperti Aqra’ bin Habis At-Tamimi yang tak pernah
mencium anaknya, sehingga Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari).

Kita ingin disayangi oleh anak-anak kita ketika usianya telah tua, tetapi
tidak pernah menanam cinta dan kasih-sayang. Kita ingin dirindukan oleh
anak-anak kita di saat renta, tetapi tak pernah punya waktu untuk tertawa bersama. Banyak yang merasa, kerja sehari telah cukup untuk membeli semua. Sehingga tidak ada yang mengetahui urusan anak di rumah, kecuali istri. Bahkan yang lebih tragis, istri pun tak tahu sama sekali, sebab telah ada pembantu yang menggantikan semuanya.

Astaghfirullahal ‘adzim. Alangkah sering kita merasa suci, padahal sudah seberapa banyak perilaku Nabi Saw kepada anak atau istri yang sanggup kita contoh.

Keagungan Muhammad SAW (2)

Yaa Rasululloh , Pribadimu Sungguh Menawan...

Siapa di antara Kita yang membaca akhlak Muhammad saw., kemudian jiwanya tidak larut, matanya tidak berlinangan dan hatinya tidak bergetar ? Siapa di antara Kita yang mampu menahan emosinya ketika membaca biografi seorang yang sangat dermawan, mulia, lembut dan tawadhu’? Siapa yang mengkaji sirah hidup beliau yang agung, perangai yang mulia dan akhlak yang terpuji, kemudian dia tidak menagis, sembari berikrar, “Saya bersaksi bahwa Engkau adalah utusan Allah.”?

Duhai, kiranya kita mampu melaksanakan cara hidup, cinta dan akhlak yang mulia dari teladan agung dalam kehidupan. Kita bergaul dengan orang lain, lihatlah
Muhammad saw. memperlakukan musuh-musuhnya. Beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah menyuruhku agar menyambung orang yang memutuskanku, memberi kepada orang yang menahanku, dan memaafkan terhadap orang yang mendzalimiku.”

Duhai, kiranya kita memperlakukan saudara seiman kita, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan orang-orang munafik, beliau memaafkan mereka, memintakan ampun terhadap mereka dan menyerahkan rahasia mereka kepada Allah swt.

Duhai, sekiranya kita memperlakukan anak-anak kita, sebagaimana Muhamamd saw. memperlakukan pembantu dan pekerjanya. Ketika pembantu kecil Muhamamd saw. sedang sakit, beliau. membesuk dan duduk di dekat kepalanya seraya mengajak untuk masuk Islam. Pembantu kecil itu masuk Islam, maka Muhammad gembira seraya berkata, “Segala puji bagi Allah swt yang telah menyelamatkan dirinya dari api neraka.”

“Seorang Yahudi menagih utang kepada Muhamamd saw. dengan marah-marah, kasar, dan tidak sopan di depan banyak orang. Muhammad saw. tersenyum dan menghadapinya dengan lembut. Tak disangka si Yahudi itu masuk Islam, mengucapkan syahadat, “Saya bersaksi bahwa Engkau utusan Allah.” Karena saya baca di Taurat tentang Engkau, yaitu ketika saya tambah marah, justeru Engkau tambah lembut menghadapiku.” Begitu pengakuan si Yahudi.

Duhai, kiranya kita memperlakukan kerabat kita, meskipun mereka berbuat buruk kepada kita, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan kerabat dan kaumnya. Karena kerabat dan kaum Muhamamd saw. menyakitinya, mengusirnya, mengejeknya, menolaknya, memeranginya. Namun, beliau tetap menghadapinya. Ketika beliau menaklukkan Makkah, posisi beliau sebagai pemenang, penentu kebijakan, namun beliau berdiri berpidato mengumumkan bahwa beliau memaafkan semuanya. Sejarah telah mencatat dan momentum telah menjadi saksi dengan sabda beliau,

”Allah telah mengampuni kalian, pergilah, kaliah bebas.”

Sewaktu Penduduk Thaif melempari Muhammad saw. sampai beliau berdarah-darah. Beliau menghapus darah segar yang mengalir dari tubuhnya sambil berdo’a, :
”Ya Allah, ampuni kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”

Muhammad saw. pernah dicegat oleh seorang Arab badui di tengah jalan, beliau hanya berdiri lama berhadapan, dan tidak berpaling sampai orang badui itu berlalu dengan sendirinya.

Suatu hari Beliau ditanya oleh seorang nenek tua, beliau dengan tekun, hangat dan penuh perhatian menjawab pertanyaannya. Muhamamd saw. juga membawa seorang anak kecil yang berstatus hamba sahaya, beliau menggandeng tanganyya mengajak berjalan-jalan.

Muhammad saw. senantiasa menjaga kehormatan seseorang, memuliakan seseorang, melaksanakan hak-hak seseorang. Muhammad saw. tidak pernah mengumpat, menjelekkan, melaknat, menyakiti, dan tidak merendahkan seseorang.

Muhammad saw. ketika hendak menasehati seseorang, beliau berkata, “Kenapa suatu kaum melaksanakan ini dan itu? Artinya, beliau tidak langsung menyalah orang tersebut. Beliau bersabda, “Mukmin itu tidak mencela, melaknat dan juga tidak keras perangainya. Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya yang paling saya cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya dengan saya kelak di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”

Muhamamd saw. merapikan sandalnya, menjahit bajunya, menyapu rumahnya, memeras susu kambingnya, mendahulukan sahabatnya soal makanan. Muhammad saw. tidak suka pujian.
Muhamamd saw. sangat peduli terhadap fakir miskin, beliau berdiri membela orang yang terdzalimi, beliau bertandang ke orang papa, menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, mengusap kepala anak yatim, santun terhadap perempuan, memuliakan tamu, memberi makan yang lapar, bercanda dengan anak-anak, dan menyayangi binatang.

Suatu ketika para sahabat memberi saran kepada Muhammad saw, “Tidakkah Engkau membunuh gembong kejahatan, seorang pendosa dan otak munafik, yaitu Abdullah bin Ubai bin Salul? Beliau menjawab, “Tidak, karena manusia nanti mengira bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya.”

Boleh jadi kita telah membaca biografi orang-orang besar, tokoh terkenal, ilmuwan, reformis, mujaddid, namun ketika kita membaca sirah kehidupan Muhammad saw. seakan-akan kita tidak mengenal selain dirinya, kita tidak mengakui selain dirinya. Tokoh-tokoh itu rasaya kecil di mata kita, hilang dalam ingatan kita, pupus dalam pikiran kita, yang ada hanya kebesaran Muhammad saw.:

Bayang-bayang Engkau selalu menghampiriku setiap saat
Ketika aku berpikir, pikiranku tertuju kepadamu
Saya berteriak lantang
Zamanmu bak taman indah nan menghijau
Aku mencintaimu, cinta yang tidak bisa ditafsirkan

Sungguh, Engkau tidak akan pernah hilang dari ingatan kami. Engkau ada di hati kami. Engkau bersemayam dalam jiwa kami. Engkau terukir dalam benak kami. Engkau berada di pendengaran dan penglihatan kami. Engkau mengalir dalam aliran darah kami. Engkau berada di sendi-sendi setiap jasad kami. Engkau hidup dalam seluruh anggota badan kami. Yaitu dalam sunnahmu, petunjukmu, ajaran luhurmu, akhlakmu yang mulya.

Kami bela Engkau dengan jiwa kami. Kami bela Engkau dengan anak-anak dan keluarga kami semua. Nyawa-nyawa kami sebagai tebusan atas jiwa Engkau. Kehormatan kami, kami pertaruhkan untuk membela kehormatan Engkau.

Apakah Engkau bertanya tentang umur kami? Engkaulah umur kami
Engkau bagi kami melegenda, karena Engkau seorang “Pembebas”
Luluh lebur ketokohan manusia, sehebat apapun
Karena setiap saat Engkau agung di hati kami

Shalawat dan salam atasmu ketika orang-orang yang berdzikir mengingatmu. Shalawat dan salam atasmu ketika orang yang lalai tidak pernah mengingatmu...

Keagungan Muhammad SAW (1)

Apakah Kita Telah Mengenal Nabi Kita ?

Apakah Kita benar-benar kenal Nabi Kita? Yaitu kenal secara lahir dan batinnya, jasmani, maknawi dan rohaninya Atau Kita hanya kenal secara lahir sahaja, tidak lebih daripada itu?! Atau Kita kenal secara ngasal saja?

Sebenarnya kalau Kita kenal secara lahir dan batin, jasmani, rohaniahnya pribadi Nabi Kita Pasti Kita jatuh hati kepadanya, Kita akan cinta, Kita akan menyebut selalu namanya
Melalui selawat dan ingatan terhadapnya, Kita akan terasa terhutang budi kepadanya
Karena kedatangannya dan jasanya kepada dunia

Muhammad SAW Nabi Kita...
Nabi Kita, Dia seorang manusia istimewa,
Luar biasa yang tiada taranya
Dia adalah manusia yang paling mulia di sisi Allah Taala

Mari kita bercerita tentangnya secara ringkas agar Kita kenal
Nabi Kita sendiri...
Siapa dia yang sebenarnya?
Dia adalah Muhammad anak Abdullah, ibunya Aminah
Bangsa Quraisy dari Bani Hasyim
Nasabnya hingga ke Nabi Ibrahim

Dia adalah anak yatim piatu..
Seorang anak yang tidak pernah dapat bermanja dengan ibu bapanya seperti orang lain
Dia lahir dari keluarga yang miskin dan dipelihara pula oleh keluarga yang miskin

Dia adalah makhluk yang pertama dan utama yang paling dicintai oleh Tuhan
Yaitu yang diberi nama Nur Muhammad
Dari Nur Muhammadlah seluruh yang ada dicipta dan diwujudkan
Syurga, Neraka, dunia, Akhirat, para malaikat, Arasy, Kursi, Sirat,
manusia, jin, hewan, jamadat dan lain-lainnya

Artinya kalau bukan karena Nabi Muhammad SAW,
Yang lain tidak akan diwujudkan
Karenanya itu Nabi kita membawa rahmat zahir dan batin
Kepada seluruh makhluk Tuhan

Dia adalah makhluk yang awal dari ruh diwujudkan,
sebagai Jasad akhir keturunan para Nabi
Dia adalah satu-satunya Nabi yang diisra’kan dan dimi’rajkan
Mukanya laksana bulan purnama karena cahayanya yang terang
Dia hamba Allah yang paling bertaqwa dan paling takut dengan Tuhan
Karena itulah dia dipanggil Habibullah oleh Allah
Ketua seluruh para Rasul dan para Nabi
Penghulu seluruh orang yang bertaqwa
Imam seluruh manusia
Syariatnya untuk seluruh jin dan manusia dan penutup seluruh syariat
Orang yang memberi syafa’atul kubra di Akhirat dan orang yang pertama
masuk Syurga

Al Quran kitab yang diturunkan kepadanya paling lengkap
Merupakan mukjizatnya yang kekal dan paling agung
Tiada siappuna yang dapat menirunya

Dia memiliki ilmu dunia dan Akhirat
Sekalipun dia tidak menulis dan membaca
Nabi kita mempunyai akhlak yang paling mulia dan tiada taranya
Bahkan lebih mulia dari para malaikat
Terutama kasih sayangnya kepada manusia begitu terasa
Tawadhu’nya ( rendah diri ) adalah pakaian pribadinya
Karena itulah dia sanggup duduk, makan, minum, tidur, baring dengan
fakir miskin, Menziarahi orang sakit, mengiringi jenazah
Tiada seorang pun yang melihat mukanya melainkan jatuh cinta kepadanya
Bahkan seperti orang mabuk tidak dapat melupakannya
Sangat kasih dan simpati dengan fakir miskin, anak-anak yatim dan
janda-janda
Pemurahnya laksana angin kencang yang sangat laju

Orang yang mampu bergaul dengannya berbagai macam strata
Adakalanya laksana ibu dan ayah
Adakalanya seperti kawan yang membela dan setia
Adakalanya terasakan bagai guru
Adakalanya sebagai pemimpin
Adakalanya bagaikan Panglima
Setiap orang yang satu majelis dengannya merasakan dapat layanan yang
memuaskan darinya
Akhlaknya yang tinggi membuat Tuhan memuji
Keberaniannya luar biasa
Dia berjalan seorang diri di hadapan musuh-musuhnya
Tidak sedikit pun takut dengan raja-raja

Setiap orang yang meminta tidak pernah dikecewakan, sekalipun
terpaksa berhutang dengan manusia
Ibadahnya banyak
Sembahyangnya hingga bengkak-bengkak kakinya karena terlalu
lama berdiri di hadapan Tuhannya
Tidak pernah mendoakan musuh-musuhnya dengan kejahatan
Sangat suka meminta maaf dan memberi maaf kepada siapa saja
Dia membalas kejahatan orang dengan kebaikan
Satu perbuatan yang luar biasa
Tidak pernah menghina, mencaci dan merendah-rendahkan orang lain
Sangat pemalu dan merendah diri
Sangat menerima alasan ijin seseorang
Sangat tahan menerima ujian dalam berbagai bentuk dan keadaan
Karena itulah dia dapat menjadi ketua Ulul Azmi para Rasul alaihimussolatuwassalam

Dia suka kepada seseorang karena Allah dan murka juga karena Allah
Hatinya selalu terjaga, matanya saja yang tidur tapi hatinya tidak tidur
Karena itulah dia tidur tidak membatalkan wudhunya
Di dalam hidupnya 74 kali terjadi peperangan, 27 kali dia ikut serta
tetapi tidak pernah membunuh musuh-musuhnya walaupun seorang

Karena menegakkan kebenaran, pernah dilempark dengan
najis,dilempar dengan batu hingga berdarah, diboikot selama
tiga tahun, dikepung, hendak dibunuh, berhijrah meninggalkan tanah
air dan mendapat berbagai kesusahan dan penderitaan

Kemuliannya di sisi Allah Ta’ala begitu ketara dan terasa
Hingg namanya disandingkan dengan nama Tuhannya
di dalam dua kalimah syahadah sebagai bukti syahnya Islam dengan mengucap namanya bersama dengan nama Tuhannya

Doa yang hendak dikabulkan, awal dan akhir ditutup dengan sholawat kepadanya
Doanya sangat terkabul, bahkan siapa yang berdoa bertawasul dengannya
lebih diterima doanya
Siapa yang banyak berselawat dengannya diberi syafaat di Akhirat
Siapa yang selalu menyebut namanya diturunkan rahmat dan berkat

Mukjizat-mukjizatnya yang banyak menunjukkan kebenarannya
Tertulis khatamun nubuwwah di belikatnya
Peluhnya bak mutiara, wanginya lebih wangi daripada kasturi
Orang tidak dapat menentang matanya karena kehebatan yang terpancar
di wajahnya, musuh-musuhnya pasti menundukkan pandangannya bila
menatapnya

Banyak perkara-perkara ghaib yang dibuka Allah Taala kepadanya
Sehingga sebagian perkara-perkara yang belum terjadi Seperti peristiwa akhir zaman dapat diceritakannya

Terlalu kuat tawakalnya kepada Allah Ta’ala
Hingga makanan yang berlebih tidak disimpan untuk malamnya
Bahkan diberikan kepada yang berhak

Apabila dia buang air, tidak ada kesan membuangnya
Lalat tidak pernah hinggap pada badannya
Kalau dia berpaling, dia berpaling dengan seluruh badannya
Tidak pernah makan seorang diri melainkan berkawan
Tidak pernah mencerca makanan
Kalau dia tidak suka, dia tidak makan-makanan itu

Sangat menghormati dan memuliakan tetamunya
Terlalu menjaga hak-hak sekalipun kepada orang kafir
Terlalu mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri
Tidak pernah melaknat sekalipun binatang
Apa yang dikatakannya ibarat mutiara
hingga sangat mempengaruhi orang yang mendengarnya

Dapat menyatupadukan manusia yang berbagai-bagai etnik, kaum,
bangsa dan yang berlainan warna kulit, bahasa dan budaya
Bahkan dapat menanamkan kasih sayang satu sama lain di kalangan
manusia
Melahirkan manusia yang begitu taat dan patuh kepada syariat Tuhannya

Sangat unggul dalam melahirkan manusia yang tinggi akhlak dan moralnya
Mampu menjadikan dunia bersih daripada noda dan dosa
Sukses menjadikan setiap orang rasa berpuas hati di bawah naungan
pimpinannya sekalipun yang bukan Islam
Mereka merasakan dia adalah pelindung dan penyelamat kepada seluruh
makhluk sekalipun binatang

Itulah dia Muhammad Rasulullah SAW
Itulah dia nabi kita, manusia luar biasa,
Yang istimewa kejadian dan akhlaknya paling sempurna, tiada
tandingannya
Baru sedikit saja kita ceritakan tentangnya, sudah mengagumkan kita

Apakah pribadi yang seperti ini kita tidak jatuh hati kepadanya?
Apakah manusia ini kita bisa melupakan begitu saja?
Apakah kita tidak terasa terhutang budi kepadanya?
Bahkan patut bersyukur kepadanya sepanjang masa
Dapatkah kita samakan dia dengan pemimpin-pemimpin yang lain di
dunia?
Jauh panggang dari api, bagai langit dengan bumi...

Sabtu, 16 Januari 2010

Poligami dan Isteri Shalihah

Sering banget bedebat ma teman gender laki-laki mengenai "Poligami"... Padahal nikah aja pada belum, hihihi..^^ Semuanya pada merasa benar dengan pendapatnya masing-masing. Jadi Zie pengen bagi-bagi pengetahuan juga, biar bisa belajar lagi dan bisa bantu ...


Poligami telah ada sebelum islam namun ia berjalan tanpa adanya batasan dan aturan didalamnya sehingga sering kali terjadi kezhaliman terhadap kaum wanitanya. Kemudian islam datang dengan syariatnya yang hanif mengatur permasalahan ini dengan memberikan batasan dan persyaratan.
Poligami didalam islam bukanlah suatu kewajiban atau disunnahkan akan tetapi dibolehkan sebagai sebuah jalan keluar dalam pembentukan suatu masyarakat yang baik dan mulia. 

Dibolehkan bagi seorang suami untuk menikah dengan lebih dari seorang wanita namun tetap dengan persyaratan mampu berlaku adil terhadap semua istrinya dalam urusan nafkah dan tempat tinggal, sebagaimana firman Allah swt :

 فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُواْ فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُواْ

Artinya : “kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An Nisaa : 3)

Namun poligami ini dilarang terhadap seorang laki-laki yang tidak mampu berlaku adil terhadap istri-istrinya dikarenakan adanya pengabaian hak-hak dari mereka terhadapnya. Untuk itu hendaknya seorang laki-laki yang ingin berpoligami betul-betul mempertimbangkan segala sesuatunya sehingga tujuan dari poligami dapat tercapai.

Diantara faktor-faktor yang menjadi pertimbangan islam terhadap dibolehkannya poligami :
1. Seringnya peperangan didalam sebuah negara islam mengakibatkan banyakanya janda dari para syuhada. Untuk itu perlu adanya satu badan yang memberikan perhatian kepada mereka dan jalan keluar bagi mereka dengan cara yang terbaik sehingga mereka tidak selamanya berada dalam kesedihan akan kematian suaminya padahal bisa jadi ia masih produktif dan bisa memberikan generasi dan memperbanyak keturunan buat umat.

2. Adakalanya populasi kaum wanita lebih banyak dari populasi kaum prianya.

3. Kesanggupan kaum pria untuk berketurunan adalah lebih besar daripada kaum wanitanya. Hal itu dikarenakan kaum pria memiliki kesiapan seksual sejak baligh sampai usia tua yang hal ini berbeda dengan kaum wanita. Ia memiliki masa haidh, nifas dan kesanggupannya untuk hamil dan melahirkan berakhir sekitar usia 45 sd 50 tahun.

4. Terkadang seorang istri mengalami kemandulan atau menderita sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh padahal mereka tetap ingin melanjutkan hubungan suami istri dan suami ingin mempunyai keturunan.

5. Adakalanya seorang laki-laki mempunyai dorongan seks yang lebih besar disebabkan kondisi tubuh dan nafsunya dan ia merasa tidak puas dengan seorang istri saja. (disarikan dari Fiqhus Sunnah)

Seorang laki-laki yang ingin berpoligami hendaknya mempertimbangkan kelima faktor diatas selain juga kesiapan dan kemampuan dirinya untuk melakukannya.
Tentang penolakan seorang istri terhadap suaminya yang ingin berpoligami perlu kiranya ia melihatnya secara utuh dalam permasalahan ini karena saya masih berkeyakinan bahwa seorang muslimah jika mau bertanya kepada hati kecilnya maka pasti ia tidak akan menentang segala aturan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
Hanya saja yang biasanya menjadikan seorang istri (muslimah) tampak lahiriyahnya menolak poligami adalah masalah kecemburuan dan hal ini merupakan tabiat yang diberikan Allah kepada setiap wanita, dan ini pun pernah terjadi dalam diri Aisyah, ummul mukminin.

Anggapan bahwa seorang istri yang mengizinkan suaminya berpoligami adalah ciri wanita sholehah—wallahu a’lam—mungkin dikarenakan bahwa seorang wanita sholehah adalah yang memiliki sifat sabar, tetap mentaati suaminya dan berbuat baik kepadanya walaupun ia telah berpoligami dengan wanita lain.

Manakala sifat-sifat ini ada didalam diri seorang istri terhadap suaminya yang telah berpoligami dengan wanita lain maka pahala yang besar telah disiapkan Allah swt baginya, sebagaimana disebutkan didalam dalil-dalil berikut :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya : “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar : 10)

إِنَّهُ مَن يَتَّقِ وَيِصْبِرْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya : “Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik” (QS. Yusuf : 90)

هَلْ جَزَاء الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Artinya : “tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS. Ar Rohman : 60)

Didalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda,”Apabila seorang wanita melakukan sholat lima waktu, berpuasa sebulan (ramadhan), menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya maka akan dikatakan kepadanya,’masuklah surga dari pintu mana saja yang kamu sukai.” (HR. Ibnu Majah)

Didalam sebuah hadits disebutkan,”Tidaklah seorang muslim yang ditimpa kesulitan, sakit, kesedihan, luka, kesempitan hati hingga duri yang menusuknya kecuali Allah swt akan menghapuskan kesalahannya.” (HR. Bukhori Muslim)

Wallahu A’lam

(Kutip dari: http://ms.wordpress.com/tag/keluarga-sakinah/


Jumat, 15 Januari 2010

Lowongan Kerja Pertamina Januari 2010

Posisi
Bimbingan Profesi Sarjana (BPS)
Lokasi Kerja
Seluruh Indonesia
Tanggal Tayang
Friday, January 15, 2010

Mencari individu-individu berbakat dan berpotensi yang mampu mencerminkan tata nilai perusahaan untuk menjadi bagian dari tim yang mengakselerasi pencapaian visi Pertamina: menjadi perusahaan migas nasional kelas dunia. Kembangkanlah ide, kreativitas dan inovasi anda sebagai solusi dalam rangka peningkatan kualitas operasional sampai dengan pengembangan bisnis. Temukan berbagai pekerjaan dan tugas yang menantang dan berbagai pilihan tempat bekerja. Anda akan bekerja sama dengan rekan kerja dari berbagai latar belakang pendidikan, profesi dan budaya. Temukan pengalaman berharga dan rasakan bagaimana semua hal tersebut dapat mengembangkan kemampuan dan kompetensi anda

Bergabunglah bersama kami untuk membangun perusahaan migas nasional kelas dunia!!

Tanggung Jawab


  • Saudara akan mengikuti program pendidikan yang komprehensif di dalam program Bimbingan Profesi Sarjana, dimana akan terdapat kombinasi pendidikan dalam kelas dan OJT (Program Magang). Program BPS dibentuk untuk menyediakan para kandidat yang potensial untuk menjadi pimpinan di masa depan dengan mempersiapkan ilmu pengetahuan dan pelatihan langsung terkait dengan proses bisnis utama perusahaan.
  • Mempelajari dinamika kegiatan proses bisnis perusahaan secara menyeluruh, melakukan observasi dan analisa terhadap kondisi lapangan.
  • Melakukan improvement terhadap proses dan pengembangan tools yang dapat mempercepat dan mengefektifkan proses bisnis.


Persyaratan

  • Pendidikan Strata 1 (S1) dari Perguruan Tinggi Terakreditasi, dengan jurusan Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Perminyakan, Akuntansi, Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran, dan Hukum.
  • IPK min. 3.00 (skala 4)
  • Usia maks. 25 tahun
  • Memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris secara aktif baik lisan maupun tulisan
  • Aktif dalam kegiatan organisasi
  • Bersedia ditempatkan di seluruh unit usaha Pertamina



PT PERTAMINA (PERSERO) hanya mengundang pelamar terbaik untuk mengikuti seleksi. Keputusan untuk memanggil pelamar dan penentuan hasil seleksi merupakan hak dari PT PERTAMINA (PERSERO), serta tidak dapat diganggu gugat. Dalam proses seleksi, PT PERTAMINA (PERSERO) tidak melayani surat menyurat dan tidak memungut biaya apapun (hati-hati dengan penipuan!)

Link: http://impact-id.jobstreet.com/jobs/jobdesc.asp?type=0&eid=8118721&jid=102305&did=160&its=0&src=8&itn=&gf=4